#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

24 Desember 2016

Petungkriyono Cultural Technoforesty Park, Perjalanan Menuju Negeri Atas Awan

Minggu pagi 18 Desember 2016 tepatnya kami bertiga saya, mba mechta dan mba ayi berangkat menuju pendopo Kabupaten Pekalongan. Sekitar setengah jam perjalanan, sampailah disana bergabung bersama ketujuh Blogger Pekalongan lainnya. Kehadiran kami kala itu bukan tanpa apa-apa. 
Yes, kami datang atas undangan Bapak. H. Asip Kholbihi, SH. MSi selaku Bupati Pekalongan. Tujuannya adalah mengajak kami untuk Wisata Bersama beliau menuju Negeri Atas Awan. Setelah beramah tamah dan foto bersama beliau, dengan menggunakan bus pemda setempat kami berangkat ke Doro yang merupakan tempat berkumpulnya seluruh peserta wisata bersama.

Bersama Pak Bupati
Negeri Atas Awan itu...
Petungkriyono atau Negeri Atas Awan merupakan daerah pegunungan dimana sebagian wilayahnya merupakan dataran tinggi dengan luas 7.358,523 Ha. Terletak dibagian selatan Kabupaten Pekalongan. Dengan kekayaan alam, flora dan fauna, serta situs sejarah yang dimiliki menjadikan Petungkriyono begitu special sehingga membuat penasaran banyak wisatawan baik itu lokal maupun non lokal. Menempuh perjalanan sekitar 2,5 sampai 3 jam dari Pekalongan untuk sampai kesana.


Doro Sebagai Pusat Informasi Wisata
Bus yang kami tumpangi dari pendopo berhenti di Selter Doro. Turun dari bus, kami pun bergabung bersama peserta lainnya yang terdiri dari 366 orang PNS seKabupaten Pekalongan, Komunitas Blogger Pekalongan, Komunitas Kuliner Doro dan pihak-pihak terkait lainnya.

selter Doro
Dalam sambutannya sebelum melepas peserta, Pak Bupati menyampaikan, Perjalanan Wisata Bersama ini  untuk mengenalkan Petungkriyono sebagai Cultural Technoforesty Park melalui dua pendekatan yaitu Mass Tourism (pariwisata massal) dan Eco Tourism (pariwisata bersifat penelitian). Eco tourism sendiri baru akan dimulai akhir desember nanti dengan menghadirkan peneliti herbal asal Korea.
Pemilihan Doro sebagai selter, dengan merujuk nilai historisnya. Doro merupakan kawasan kota lama yang dibangun sejak jaman Belanda kemudian semakin berkembang dengan kedatangan pedagang-pedagang Cina. Alasan lain dipilihnya Doro karena menjadi transit kendaraan yang akan menuju ke Petungkriyono. Usai sambutan Pak Bupati, kami beserta rombongan lainnya menuju kendaraan yang akan membawa kami menjelajah Petungkriyono. 
  
sarapan diatas doplak (foto : Mba Mechta)
Anggun Paris (Angkutanan Gunung Pariwisata) adalah kendaraan yang akan kami tumpangi merupakan sejenis pick up atau doplak. Kendaraan terbuka yang sudah diset sedemikian rupa dengan jok saling berhadapan dibagian belakang. Tak perlu was-was kehujanan dan kepanasan karena dibagian atas sudah terpasang terpal. Tak perlu khawatir juga, disisi kanan dan kiri ada semacam pagar yang membatasi penumpang. Jadi tak akan jatuh tersorong kesamping saat kendaraan berjalan. Yaa, saya rasa anggun paris memang pantas dijadikan sarana transportasi gunung. Secara, yang mengendarai pun para sopir yang sudah pro melewati medan pegunungan yang naik turun serta kelokan-kelokan tajam. Hampir seluruh sopir anggun paris berasal dari wilayah Petungnya, jadi mereka sudah sangat akrab dengan kondisi jalanan disana. Memuat sekitar 15 orang, wah akan sangat nyaman menikmati perjalanan. Kita bisa dengan bebas mengambil gambar-gambar keindahan petung. Ini berbeda sekali, ketika saya pergi kesana dengan menggunakan sepeda motor. Pastinya, lebih hemat energi dan hemat waktu.
Baca Juga : Jalan-jalan 100 ribu
 
Anggun Paris menemani

Perjalanan pun dimulai 
Start dari Doro kurang lebih jam sembilan pagi menuju beberapa destinasi yang masuk kedalam rute Mass Tourism. Setidaknya ada empat tempat yang akan kami tuju. Keempat tempat tersebut memiliki jarak yang cukup berdekatan satu sama lain. Sangat memudahkan akses bagi para pelancong. Hamparan sawah dan hutan, membuat perjalanan kian berkesan. Melewati curug-curug kecil membuat suasana adem disertai gemericik aliran air. Sesekali makin seru saat kami bersoloroh sepanjang perjalanan. Dan sampailah kami pada lokasi pertama.


Curug Sibedug 
Terletak di Desa Kayupuring. Lokasi ini berada di pinggir jalan, memiliki dua curug dengan ketinggian sekitar 20 meter. Yaa, disini pengunjung bisa kecehan atau bermain air, bisa santai sambil foto-foto. Jika waktu sholat tiba, disini sudah terdapat fasilitas mushola dan juga toilet.
Curug Sibedug (Foto : Mba Mechta)

Welo River (Sungai Welo Asri)
Wana wisata berupa sungai dengan berbagai macam adventure yang cukup menantang seperti river tubing, body rafting maupun ciblon (aksi terjun bebas dari tebing dekat sungai). Ada juga pohon selfie yang dibuat diatas pohon Bulu Kangkang. Sampai disini, saya masih ngerasa excited. Beberapa bulan silam pernah kemari dan belum sebagus ini. Fasilitas utamanya, sangat memadai. Toilet yang bersih serta warung-warung tak perlu bingung untuk kemudahan mengisi perut.
Welo Asri
keceh bikin adem

pohon selfie menjulang tinggi

Wana Wisata Curug Lawe
 Pecinta Alam sejati wajib stay disini. Yap, wana wisata di Desa Kasimpar ini menawarkan surga bagi yang hobi kemping. Jajaran pohon-pohon hijau membuat indah pemandangan. Lokasi ini, kaya akan spot-spot foto. Seperti hamock area, pohon selfie, gardu pandang nan menantang dan payung warna warni yang menghiasi. Letak curug bisa ditempuh sekitar 45 menit dari area camping ground. Jika beruntung, pengunjung bisa melihat aksi owa jawa sejenis primata yang masih bebas berkeliaraan di pepohonan.

masuk wana wisata curug lawe
gardu pandang bikin ngilu

hammock n camping ground area
payung fantasi


Curug Bajing
Terletak di Desa Tlogopakis. Curug bajing merupakan tujuan akhir dari perjalanan wisata ini. Begitu tiba disini, rombongan disambut oleh tari-tarian khas daerah setempat. Rehat sejenak, makan siang dan sholat. Kemudian kami menyusuri jalanan menuju curug. Curug bajing memiliki ketinggian 75 meter dengan debit air yang cukup tinggi. Disini pengunjung, bisa berfoto di jembatan bambu yang berada dibawah curug. 
Kemudahan jalan dan akses parkir menjadikan lokasi ini banyak dituju. Fasilitas cukup lengkap ada toilet, mushola, gazebo, warung makanan dan toko souvenir. Pengunjung juga bisa menikmati Kopi khas Petung.
curug bajing

tarian khas daerah
 Begitulah cerita perjalanan saya dan kawan-kawan Blogger Pekalongan menjelajah Negeri Atas Awan yang sungguh Menawan. Terima kasih tak terhingga untuk Bapak Bupati Pekalongan dan Mas Indra Benny yang telah mengajak kami menikmati The Beauty Of Pekalongan Regency. Secercah harapan kami, smoga akses jalan menuju kesana semakin mulus, fasilitas-fasilitasnya semakin ditambah dan pariwisata serta perekonomian Masyarakat Petung bertambah bagus.


Foto :
Dok pribadi, Mba mechta, Irkham dan Salim
 

17 komentar :

  1. Balasan
    1. Keseringan lihat gedung2, kendaraan, jd seger lihat yg beginian

      Hapus
  2. Siip...mau lagi..lagi dan lagiii... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mba,...jalan ksana bikin nagih. Mau dan mau lagi.. Hehe

      Hapus
  3. nda pernah bosan deh main ke petungkriyono :D

    kapan2 bolehlah kita kesana bareng2 lagi he....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya yaa...,bareng2 KBp person lengkap.... 😁

      Hapus
  4. Apaan wedi munggah pohon selfie ne bekk :p

    BalasHapus
  5. Haloo, apa kabar cii?
    Baru sempet mampir2 lagi niy, langsung deh diajak jalan2.
    Kompaknya ya Blogger Pekalongan!!

    Ikuuut aku kesana deh, belompernah kopdar ya kita..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih teh udh mampir. Asiiik bs kopdar ma seleb Blog....
      Yuuu jelong2 sm Blogger Pekalongan 😂

      Hapus
  6. emang namanya payung fantasi ya mba? ahahah aku baru tau

    BalasHapus
  7. Waw ... indah banget ... terlihat sejuk... Saya jadi pengen ke negeri atas awan

    BalasHapus
  8. keren euy,
    gathering blogger pekalongan

    BalasHapus
  9. haduh mbaaaaaaaa, seru banget aku meh ke sana belum jadi-jadi :-D
    aku sering lho ke Pekalongan mba :-D

    BalasHapus
  10. Sayang nya pekalongan jauh dari malang ya mbak, pengen berkunjung ke negeri atas awan

    BalasHapus

Terima Kasih sudah berkunjung
Maaf, menyertakan LINK HIDUP PADA KOMENTAR AKAN DIHAPUS