#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }
Tampilkan postingan dengan label Kisah Kasih di Sekolah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Kasih di Sekolah. Tampilkan semua postingan

30 Januari 2014

Rinai Januari

Assalamu'alaikum...

Hii,...sobs gimana berita cuaca hari ini?!!
Setelah mendapat kiriman banjir beberapa waktu lalu (belum sempat ter-posting), kembali kiriman itu datang lagi dua hari kemarin. Curah hujan yang cukup tinggi sejak pukul tiga dini hari membuat kota pekalongan nyaris tenggelam untuk yang kedua kalinya.
Dibandingkan yang pertama, banjir kali ini lebih besar. Hanya dalam hitungan jam saja, muncul sungai baru dimana-mana. Jalanan depan rumah, tak pelak terkena juga. Yang bikin lumayan capek, rembesan yang berasal dari bawah tanah berhasil membasahi bagian dalam rumah. Susah payah bersihin air yang tergenang, mana si kaka ga dirumah lagi. Kondisi badan yang agak meriang makin menambah derita (alhamdulillah, nikmat).

Posisi jam tujuh pagi, saatnya harus berangkat ke sekolah. Berharap banjir segera surut. Tapi apa daya, hujan masih terus turun dengan derasnya. Gak berapa lama kemudian, mendapat sms yang mengabarkan kalau sekolah terkena banjir bahkan air sudah masuk kedalam kelas. Beneran...?!! tumben. Padahal banjir sebelumnya aman-aman saja. Weiss, tanpa pikir panjang menyampaikan kabar ini ke ustadz mahbub. Alhamdulillah, pak ustadz merespon dengan cepat dan sesegera mungkin menuju sekolah untuk mengamankan barang-barang.

sekolah terapung

lihat...!!! halaman sekolah jadi kolam renang dadakan







Alhamdulillah, tetap bersyukur. Biarpun banjir tidak separah tempat teman-teman yang posisinya dibarat dan utara kota dengan ketinggian air hampir satu meter dan mengharuskan mereka untuk mengungsi agar terhindar dari bahaya banjir.

Keesokan paginya...
Suasana kembali kondusif. Barang-barang perlengkapan sekolah kami kembalikan lagi ketempat semula. Anak-anak pun banyak yang tetap pergi kesekolah meskipun banjir sempat menghampiri sehari lalu. Ihh, salut sama mereka. Apapun keadaannya yang namanya anak-anak bisa tetap ceria dan menikmati suasana.

Januari,..hujannya sehari-hari. Banjirnya cukup sampai disini. 

22 Desember 2013

Lagu Rindu Tentang Ibu

Kasih Ibu Kepada Beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari Dunia
Gambar dari sini

Sepenggal bait lagu kasih ibu, mengingatkanku pada ATHA [ mantan muridku dulu ]. Setiap kali aku tawarkan untuk menyanyi di sela-sela pembelajaran atha selalu minta dinyanyikan lagu Kasih Ibu. Masih lekat dalam ingatanku, saat pertama atha belajar mandiri, ditinggal didalam kelas tanpa ditunggui oleh mamanya. Dia menangis tersedu-sedu bahkan sampai muntah di wastafel. Yang bikin aku semakin terkesan, dia langsung berlari menuju wastafel tanpa aku suruh. Setelah selesai muntah, dia akan menyalakan kran air dengan maksud supaya muntahannya tidak mengotori wastafel.

Atha, anak itu memang luar biasa. Dengan segala kemampuan yang dia punya. Kosakata yang diungkapkan begitu beragam. Bagaimana dia tahu proses operasi jantung secara detail dengan bahasa anak-anak dia menceritakan itu saat ayahnya harus menjalani operasi karena sakit yang dia derita. Kesukaannya pada alat transportasi, dia gambarkan dalam kertas kosong berbagai bentuk alat-alat berat seperti eskafator, truk kontainer, dan lain sebagainya.

Dua tahun, masa belajar dan bermain di play group. Dari Atha yang manja hingga menjadi atha yang mandiri, penuh percaya diri dan rasa empati yang kuat. Semua tak lepas dari sosok seorang mama yang begitu menyayanginya. Atha, tumbuh menjadi anak yang cerdas. Begitu santun, ucapan 'terima kasih', 'maaf' dan 'permisi' selalu menghias bibir mungilnya tanda akan kesantunan yang selalu diajarkan oleh mamanya. Atha dan Mama, tidak bisa dipisahkan. Hubungan mereka lebih dari sekedar ibu dan anak, mereka juga bisa menjadi teman, menjadi sahabat. Sungguh unik hubungan yang terjalin diantara keduanya.

Beberapa tahun berlalu, setelah kelulusan atha di play group. Aku tidak tahu lagi kabar tentangnya, karena dia melanjutkan TK di jogja mengikuti tugas kerja ayahnya disana. Sampai suatu ketika, ada telfon dari mama atha yang mengabarkan bahwa mereka telah berpisah. Yaa, orang tua atha bercerai, dan hak asuh atha jatuh pada ayahnya. Bagaimana bisa, keduanya dipisahkan. Atha dan mama yang begitu lekat. Keduanya saling menguatkan bahkan disaat mama atha terpuruk karena sedang bermasalah dengan ayahnya. Masih dengan rasa tidak percaya, kusimak kisah mama atha yang terurai satu persatu. Tentang kesabaran, ketangguhan, kekuatan dan perjuangan seorang perempuan. Tidaklah menjadi sia-sia, kisah atha dan mama. Berawal manis, sampai badai datang menerpa hingga berakhir bahagia. Atha kembali kepangkuan mama. Empat tahun, terpisah dan bersatu kembali.

Kini, mama dan atha hidup bahagia. Kembali dari awal, saling menguatkan. Meskipun, keluarga kecil ini kurang lengkap tanpa kehadiran seorang ayah. Namun, mereka sungguh bahagia tanpa ada yang melukai dan terlukai.

Kembali, kusenandungkan kasih ibu. Bagiku itulah Lagu Rindu. Lagu yang dulu selalu kunyanyikan bersama permintaan atha kecil.
Atha dan mama, dari kalian aku belajar arti hidup dan kehidupan. Sekelumit pintaku pada Tuhan, ...Semoga kalian selalu bersama, merajut asa kehidupan panjang didepan...dan atha tetaplah menjadi anak lelaki mama yang kuat. Sekuat atha bayi yang hanya ditutupi selembar kain saat digendong menuruni kaki gunung sumbing.

19 Maret 2013

Aku dan Mereka

Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri
Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya 
( Dorothy Law Nollte)