Minggu pagi 18 Desember 2016 tepatnya kami bertiga saya, mba mechta dan mba ayi berangkat menuju pendopo Kabupaten Pekalongan. Sekitar setengah jam perjalanan, sampailah disana bergabung bersama ketujuh Blogger Pekalongan lainnya. Kehadiran kami kala itu bukan tanpa apa-apa.
Yes, kami datang atas undangan Bapak. H. Asip Kholbihi, SH. MSi selaku Bupati Pekalongan. Tujuannya adalah mengajak kami untuk Wisata Bersama beliau menuju Negeri Atas Awan. Setelah beramah tamah dan foto bersama beliau, dengan menggunakan bus pemda setempat kami berangkat ke Doro yang merupakan tempat berkumpulnya seluruh peserta wisata bersama.
Petungkriyono atau Negeri Atas Awan merupakan daerah pegunungan dimana sebagian wilayahnya merupakan dataran tinggi dengan luas 7.358,523 Ha. Terletak dibagian selatan Kabupaten Pekalongan. Dengan kekayaan alam, flora dan fauna, serta situs sejarah yang dimiliki menjadikan Petungkriyono begitu special sehingga membuat penasaran banyak wisatawan baik itu lokal maupun non lokal. Menempuh perjalanan sekitar 2,5 sampai 3 jam dari Pekalongan untuk sampai kesana.
Doro Sebagai Pusat Informasi Wisata
Bus yang kami tumpangi dari pendopo berhenti di Selter Doro. Turun dari bus, kami pun bergabung bersama peserta lainnya yang terdiri dari 366 orang PNS seKabupaten Pekalongan, Komunitas Blogger Pekalongan, Komunitas Kuliner Doro dan pihak-pihak terkait lainnya.
Dalam sambutannya sebelum melepas peserta, Pak Bupati menyampaikan, Perjalanan Wisata Bersama ini untuk mengenalkan Petungkriyono sebagai Cultural Technoforesty Park melalui dua pendekatan yaitu Mass Tourism (pariwisata massal) dan Eco Tourism (pariwisata bersifat penelitian). Eco tourism sendiri baru akan dimulai akhir desember nanti dengan menghadirkan peneliti herbal asal Korea.
selter Doro |
Pemilihan Doro sebagai selter, dengan merujuk nilai historisnya. Doro merupakan kawasan kota lama yang dibangun sejak jaman Belanda kemudian semakin berkembang dengan kedatangan pedagang-pedagang Cina. Alasan lain dipilihnya Doro karena menjadi transit kendaraan yang akan menuju ke Petungkriyono. Usai sambutan Pak Bupati, kami beserta rombongan lainnya menuju kendaraan yang akan membawa kami menjelajah Petungkriyono.
Anggun Paris (Angkutanan Gunung Pariwisata) adalah kendaraan yang akan kami tumpangi merupakan sejenis pick up atau doplak. Kendaraan terbuka yang sudah diset sedemikian rupa dengan jok saling berhadapan dibagian belakang. Tak perlu was-was kehujanan dan kepanasan karena dibagian atas sudah terpasang terpal. Tak perlu khawatir juga, disisi kanan dan kiri ada semacam pagar yang membatasi penumpang. Jadi tak akan jatuh tersorong kesamping saat kendaraan berjalan. Yaa, saya rasa anggun paris memang pantas dijadikan sarana transportasi gunung. Secara, yang mengendarai pun para sopir yang sudah pro melewati medan pegunungan yang naik turun serta kelokan-kelokan tajam. Hampir seluruh sopir anggun paris berasal dari wilayah Petungnya, jadi mereka sudah sangat akrab dengan kondisi jalanan disana. Memuat sekitar 15 orang, wah akan sangat nyaman menikmati perjalanan. Kita bisa dengan bebas mengambil gambar-gambar keindahan petung. Ini berbeda sekali, ketika saya pergi kesana dengan menggunakan sepeda motor. Pastinya, lebih hemat energi dan hemat waktu.
Baca Juga : Jalan-jalan 100 ribu
![]() | |
sarapan diatas doplak (foto : Mba Mechta) |
Baca Juga : Jalan-jalan 100 ribu
![]() |
Anggun Paris menemani |
Perjalanan pun dimulai
Start dari Doro kurang lebih jam sembilan pagi menuju beberapa destinasi yang masuk kedalam rute Mass Tourism. Setidaknya ada empat tempat yang akan kami tuju. Keempat tempat tersebut memiliki jarak yang cukup berdekatan satu sama lain. Sangat memudahkan akses bagi para pelancong. Hamparan sawah dan hutan, membuat perjalanan kian berkesan. Melewati curug-curug kecil membuat suasana adem disertai gemericik aliran air. Sesekali makin seru saat kami bersoloroh sepanjang perjalanan. Dan sampailah kami pada lokasi pertama.
Curug Sibedug
Terletak di Desa Kayupuring. Lokasi ini berada di pinggir jalan, memiliki dua curug dengan ketinggian sekitar 20 meter. Yaa, disini pengunjung bisa kecehan atau bermain air, bisa santai sambil foto-foto. Jika waktu sholat tiba, disini sudah terdapat fasilitas mushola dan juga toilet.
![]() |
Curug Sibedug (Foto : Mba Mechta) |
Welo River (Sungai Welo Asri)
Wana wisata berupa sungai dengan berbagai macam adventure yang cukup menantang seperti river tubing, body rafting maupun ciblon (aksi terjun bebas dari tebing dekat sungai). Ada juga pohon selfie yang dibuat diatas pohon Bulu Kangkang. Sampai disini, saya masih ngerasa excited. Beberapa bulan silam pernah kemari dan belum sebagus ini. Fasilitas utamanya, sangat memadai. Toilet yang bersih serta warung-warung tak perlu bingung untuk kemudahan mengisi perut.
Welo Asri |
keceh bikin adem |
pohon selfie menjulang tinggi |
Wana Wisata Curug Lawe
Pecinta Alam sejati wajib stay disini. Yap, wana wisata di Desa Kasimpar ini menawarkan surga bagi yang hobi kemping. Jajaran pohon-pohon hijau membuat indah pemandangan. Lokasi ini, kaya akan spot-spot foto. Seperti hamock area, pohon selfie, gardu pandang nan menantang dan payung warna warni yang menghiasi. Letak curug bisa ditempuh sekitar 45 menit dari area camping ground. Jika beruntung, pengunjung bisa melihat aksi owa jawa sejenis primata yang masih bebas berkeliaraan di pepohonan.
masuk wana wisata curug lawe |
![]() |
gardu pandang bikin ngilu |
hammock n camping ground area |
payung fantasi |
Curug Bajing
Terletak di Desa Tlogopakis. Curug bajing merupakan tujuan akhir dari perjalanan wisata ini. Begitu tiba disini, rombongan disambut oleh tari-tarian khas daerah setempat. Rehat sejenak, makan siang dan sholat. Kemudian kami menyusuri jalanan menuju curug. Curug bajing memiliki ketinggian 75 meter dengan debit air yang cukup tinggi. Disini pengunjung, bisa berfoto di jembatan bambu yang berada dibawah curug.
Kemudahan jalan dan akses parkir menjadikan lokasi ini banyak dituju. Fasilitas cukup lengkap ada toilet, mushola, gazebo, warung makanan dan toko souvenir. Pengunjung juga bisa menikmati Kopi khas Petung.
curug bajing |
tarian khas daerah |
Foto :
Dok pribadi, Mba mechta, Irkham dan Salim
Ademmm liat ijo2
BalasHapusKeseringan lihat gedung2, kendaraan, jd seger lihat yg beginian
HapusSiip...mau lagi..lagi dan lagiii... :)
BalasHapusAyo mba,...jalan ksana bikin nagih. Mau dan mau lagi.. Hehe
Hapusnda pernah bosan deh main ke petungkriyono :D
BalasHapuskapan2 bolehlah kita kesana bareng2 lagi he....
Iya yaa...,bareng2 KBp person lengkap.... 😁
HapusApaan wedi munggah pohon selfie ne bekk :p
BalasHapusAsli nretek.... 😛
HapusHaloo, apa kabar cii?
BalasHapusBaru sempet mampir2 lagi niy, langsung deh diajak jalan2.
Kompaknya ya Blogger Pekalongan!!
Ikuuut aku kesana deh, belompernah kopdar ya kita..
Makasih teh udh mampir. Asiiik bs kopdar ma seleb Blog....
HapusYuuu jelong2 sm Blogger Pekalongan 😂
Hemm.. Republik ini hemmm
BalasHapusemang namanya payung fantasi ya mba? ahahah aku baru tau
BalasHapuswaahhh pingin ikuutt :D
BalasHapusWaw ... indah banget ... terlihat sejuk... Saya jadi pengen ke negeri atas awan
BalasHapuskeren euy,
BalasHapusgathering blogger pekalongan
haduh mbaaaaaaaa, seru banget aku meh ke sana belum jadi-jadi :-D
BalasHapusaku sering lho ke Pekalongan mba :-D
Sayang nya pekalongan jauh dari malang ya mbak, pengen berkunjung ke negeri atas awan
BalasHapus