#navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

08 Januari 2014

Mendongeng : Media Pembelajaran yang Menyenangkan

Matahari begitu hangat ketika pagi hari. Pipit si burung kecil sedang asyik makan buah jambu yang lebat. Ketika sedang asyik makan, datanglah semut sahabatnya.
 "Selamat pagi pipit. Sepertinya kau sedang asyik makan buah jambu yang manis. Sampai-sampai kau lupa tidak berbagi untukku sahabatmu." kata semut mengingatkan.

 Kalimat per kalimat keluar dari mulut Kang Didin, Sang Pendekar Dongeng Dari Bogor dan kami para peserta Story Telling Class dibuat khusyu' olehnya. Cerita pipit dan semut yang dibawakan oleh kang didin mengalir begitu saja, sangat menarik mendengarnya dengan vokal, ekspresi tubuh dan backsound yang mengiringi.

Kang Didin Rohidin,..yuuk keep smile katanya ^_^
Di penghujung liburan, kami mengikuti diklat story telling yang bertempat di kantor harian radar pekalongan. Diklat yang dijadwalkan dua hari ini, terbagi dalam dua sesi. Sesi dihari pertama full materi dan dihari kedua praktek. Ekspresi kang didin, yang emang udah lucu dari sononya acap kali membuat kami terpingkal-pingkal. Terutama pada saat, olah vokal. Dimana kami belajar menirukan beberapa vokal pendukung cerita. Ga mudah sobs, saat kami musti menirukan beberapa suara binatang dan kendaraan. Butuh teknik tertentu, supaya suara kami benar-benar mirip sama karakter aslinya minimal mendekati lah.


Jumlah peserta terbatas, sekitar tiga puluhan orang menjadi lebih efektif. Kami pun lebih fokus terhadap materi. Masing-masing peserta juga memiliki kesempatan untuk belajar teknik vokal, ekspresi dan olah tubuh yang merupakan dasar dari aktivitas mendongeng.
Hari pertama selesai, dengan membawa tugas membuat cerita yang akan dikumpulkan keesokan paginya. Dan, masih ada satu lagi tugas yang akhirnya bikin kami ga enak makan, ga nyenyak tidur, kepikiran bolos dihari kedua....blaa....blaa....beserta alasan-alasan sepele lainnya.

Selamat datang dihari kedua, pindah tempat. Dimana...?!! 



Dongeng in the street,...ituh pokok permasalahannya sampai-sampai kami kepikiran buat bolos. Rasa grogi, ketika kita ditodong sekaligus ditantang untuk mendongeng ditengah keramaian menjadikan alasan membolos semakin bulat. Biar begitu juga, niat baik dan pengen pinter akhirnya bisa mengalahkan perasaan itu.

dongeng in the street

Ga kebayang jadi jangan dibayangkan. Saat kami, harus mencari mangsa, kemudian merayu agar si calon mangsa mau ngikutin dan mendengarkan cerita. Beruntung, kami berburu mangsa beramai-ramai dan berhasil mengeksekusi mereka...(apaan sih...!!!).
Disinilah sebenarnya mental kami diuji. Weis, udah ga punya malu blass. Seperti yang dibilang kang didin, totalitas kalau pengen bisa jadi pendekar dongeng yang handal.


Finally, aksi kang didin bercerita bersama anak-anak. Sekali lagi kami dibuat terpana oleh skill kang didin dalam mendongeng. Melihat reaksi anak-anak dengan kegembiraan dan keseruannya, menjadikan mendongeng sebagai salah satu media pembelajaran yang sangat menyenangkan. 
Satu mata rantai yang didapat dari mendongeng adalah cakupan aspek perkembangan yang disampaikan mulai dari aspek kognitif, moral, spiritual dan sosial.

29 Desember 2013

ILMU KIRA-KIRA

Berlibur dirumah mertua menyisakan banyak cerita. Terutama urusan dapur. Tau tow sob, jika perempuan dan dapur adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Sebagai seorang ibu muda [ngakunya], saya lagi getol-getolnya belajar masak.  Gengsi dong, sama mertua. Kan saya jarang mengunjungi mertua kecuali ngepasi liburan seperti sekarang ini. Bermaksud unjuk gigi, memasak untuk bapak mertua tersayang...aisssh.

Maka mulailah, dihari pertama. Sengaja saya bikin dua macam menu, sayur sop dan bihun goreng lombok ijo. Tahu dan tempe goreng tepung untuk lauknya. Bumbu dasar dari jenis kedua menu yang saya masak intinya sama. Tapi, entah mengapa rasa yang dihasilkan sungguh berbeda. Maka, sudah bisa ditebak kan sob, yang laris manis sampai habis adalah salah satu masakan, yaitu bihun goreng lombok ijo. Waktu kaka' makan, saya nanya ke dia. Apanya yang bikin beda?  "keasinan" jawabnya enteng. 

Tabiat yang sulit saya ilangin sebenernya, paling malas nyicipin masakan. Setahu saya, itu kan penting. Tapi itulah saya, over pede dengan takaran bumbu yang udah saya bikin. Beruntungnya,.. ada kaka' yang telaten mau nyobain rasa masakannya. Tu kalau dia ada dirumah, bisa dimanfaatkan. Kalau tidak? 

Menjadi satu resolusi ditahun 2014, saya harus bisa masak. Masak yang sesungguhnya, baik dari rasa maupun tampilannya [uhuk]. Banyak komponen pendukung supaya saya bisa masak dengan rasa seimbang. Salah satunya wajib mempelajari ilmu kira-kira. Sebab, tanpa ilmu kira-kira apalah arti masakan yang telah susah payah kita buat. Bener ga sob...?! Yang ada bakal keasinan, atau malah anyep tanpa rasa sama sekali.

sukses dihari ke'enam...*yippi

26 Desember 2013

Blohok dari Tegal Laka-laka


Demen banget sama nih makanan. Manis gurih, maknyus di lidah dan ga perlu dikunyah. Teksturnya yang lembut menjadikan makanan ini banyak disukai ma orang sepuh n bebi. Aku ga termasuk keduanya,...hihihi [gaya ABG 90an]. Tapi sumpah, dari banyak jenisnya paling suka sama yang ini. Dan, pada satu kesempatan ada yang jual lewat depan rumah mertua. Kebetulan, mertua juga demen dan tiap sore harus mengkonsumsinya. Buat cemilan sore begituh...

Kalau yang makan mertua, mesti pake mangkok. Aku, nyobain yang sedikit berbeda. Biar lebih berkesan dan makin mendalam kecintaanku padanya [halah]. Sesuai dengan paket penjualannya, makan dengan takir yang terbuat dari kertas. Coba pake daun, wuuuih pasti lebih uenak. Cara makannya menggunakan siru, dari daun pisang ukuran persegi panjang yang dilipat jadi dua.


Bubur Blohok dari Tegal atau lebih familiar disebut bubur sumsum. Bubur yang terbuat dari campuran tepung beras dan santan, dilengkapi duduh manis dari gula jawa. 
Kenikmatan makan bubur justru berasal dari bagian bubur yang gosong [menurutku lho]. Orang jawa, bilang itu intip. Bukan intip, yang ngeliat sesuatu secara diam-diam..hahahaaa.


Lalu,....sudahkan anda makan bubur hari ini...?

22 Desember 2013

Lagu Rindu Tentang Ibu

Kasih Ibu Kepada Beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari Dunia
Gambar dari sini

Sepenggal bait lagu kasih ibu, mengingatkanku pada ATHA [ mantan muridku dulu ]. Setiap kali aku tawarkan untuk menyanyi di sela-sela pembelajaran atha selalu minta dinyanyikan lagu Kasih Ibu. Masih lekat dalam ingatanku, saat pertama atha belajar mandiri, ditinggal didalam kelas tanpa ditunggui oleh mamanya. Dia menangis tersedu-sedu bahkan sampai muntah di wastafel. Yang bikin aku semakin terkesan, dia langsung berlari menuju wastafel tanpa aku suruh. Setelah selesai muntah, dia akan menyalakan kran air dengan maksud supaya muntahannya tidak mengotori wastafel.

Atha, anak itu memang luar biasa. Dengan segala kemampuan yang dia punya. Kosakata yang diungkapkan begitu beragam. Bagaimana dia tahu proses operasi jantung secara detail dengan bahasa anak-anak dia menceritakan itu saat ayahnya harus menjalani operasi karena sakit yang dia derita. Kesukaannya pada alat transportasi, dia gambarkan dalam kertas kosong berbagai bentuk alat-alat berat seperti eskafator, truk kontainer, dan lain sebagainya.

Dua tahun, masa belajar dan bermain di play group. Dari Atha yang manja hingga menjadi atha yang mandiri, penuh percaya diri dan rasa empati yang kuat. Semua tak lepas dari sosok seorang mama yang begitu menyayanginya. Atha, tumbuh menjadi anak yang cerdas. Begitu santun, ucapan 'terima kasih', 'maaf' dan 'permisi' selalu menghias bibir mungilnya tanda akan kesantunan yang selalu diajarkan oleh mamanya. Atha dan Mama, tidak bisa dipisahkan. Hubungan mereka lebih dari sekedar ibu dan anak, mereka juga bisa menjadi teman, menjadi sahabat. Sungguh unik hubungan yang terjalin diantara keduanya.

Beberapa tahun berlalu, setelah kelulusan atha di play group. Aku tidak tahu lagi kabar tentangnya, karena dia melanjutkan TK di jogja mengikuti tugas kerja ayahnya disana. Sampai suatu ketika, ada telfon dari mama atha yang mengabarkan bahwa mereka telah berpisah. Yaa, orang tua atha bercerai, dan hak asuh atha jatuh pada ayahnya. Bagaimana bisa, keduanya dipisahkan. Atha dan mama yang begitu lekat. Keduanya saling menguatkan bahkan disaat mama atha terpuruk karena sedang bermasalah dengan ayahnya. Masih dengan rasa tidak percaya, kusimak kisah mama atha yang terurai satu persatu. Tentang kesabaran, ketangguhan, kekuatan dan perjuangan seorang perempuan. Tidaklah menjadi sia-sia, kisah atha dan mama. Berawal manis, sampai badai datang menerpa hingga berakhir bahagia. Atha kembali kepangkuan mama. Empat tahun, terpisah dan bersatu kembali.

Kini, mama dan atha hidup bahagia. Kembali dari awal, saling menguatkan. Meskipun, keluarga kecil ini kurang lengkap tanpa kehadiran seorang ayah. Namun, mereka sungguh bahagia tanpa ada yang melukai dan terlukai.

Kembali, kusenandungkan kasih ibu. Bagiku itulah Lagu Rindu. Lagu yang dulu selalu kunyanyikan bersama permintaan atha kecil.
Atha dan mama, dari kalian aku belajar arti hidup dan kehidupan. Sekelumit pintaku pada Tuhan, ...Semoga kalian selalu bersama, merajut asa kehidupan panjang didepan...dan atha tetaplah menjadi anak lelaki mama yang kuat. Sekuat atha bayi yang hanya ditutupi selembar kain saat digendong menuruni kaki gunung sumbing.

21 Desember 2013

Origami, Fresh n Fun



Tugas yang mengasyikkan dari ibu KS untuk mengikuti workshop origami.  Begitu mendengar kata "Origami" langsung semangat ngikutinnya. Dan benar saja, kegiatan ini ga bikin jenuh karena lebih banyak praktek ketimbang dengerin materi dari nara sumbernya. Menghadirkan ibu Linda Marlina, S.Si dari Klub Origami Indonesia sebagai trainer. Dengan kontribusi empat puluh ribu rupiah, sudah termasuk snack, dua puluh lembar kertas lipat dan tiga potong kertas kokoru. Kalau di surat edaran harusnya dapat lima puluh lembar kertas lipat. Tapi, setelah konfirmasi sama panitia cuma dapat dua puluh n sisanya diganti kertas kokoru. Oww, selain bikin origami workshop ini juga memperkenalkan craft dari kertas kokoru. Jebul, kertas yang mirip dengan sobekan kardus itu kokoru dan ternyata lagi, harganya cukup mahal. Dijual juga sih, pas di workshop cuma ga kebeli =)

yang panjang itu kokoru...*aku baru tau :)



Ruang auditorium yang luas, diseting dalam dua bagian. Area depan dekat panggung, digelar karpet. Bagian samping kanan kiri dan belakang ditata kursi. Jadi peserta diberi pilihan, mau lesehan atau duduk dikursi. Aku pilih lesehan, dengan pertimbangan akan lebih leluasa. Duduk juga bisa selonjor. Secara emak-emak kan sering kena semutan. Pertimbangan lain, karena sering kena HIV (hasrat ingin vivis) jadi harus mengambil posisi strategis jadi sewaktu-waktu kebelet bisa langsung kebelakang.

trainer , lagi siap-siap
Origami yang kita buat ada tujuh bentuk. Ke'tujuhnya lumayan mudah, asal kita tahu dasar-dasar lipatan origami. Tahap-tahap origami juga gampang dipelajari. Trainernya pake kertas dengan ukuran besar jadi bagi peserta ga mengalami kesulitan dalam praktek origami.

Topi Samurai, si meong, keranjang, ikan
tuliph

wortel, bunga tuliph, boneka jepang
Origami yang diajarkan, belum pernah aku bikin sebelumnya. Makanya bener-bener fresh. Yang aku tahu bikin origami ikan sederhana hanya dengan betuk lipatan segitiga. Kalau yang disini, bagus. Ada sirip ikan trus bentuk ekornya harus digunting. Bikin meong juga gampang, dibagian bawah kepala kebuka. Jari tangan bisa dimasukkan dibawahnya. Buat story telling lebih menarik. Anak-anak pasti sukaa.
The most beautiful, bunga tuliph warna-warni. Yang demen sih gurunya.hihihi....saking kemaruknya langsung bikin banyak. Maksud hati, biar ilmunya nempel terus jadi harus sering dipraktekin.

Lolipop by Kokoru
Karena keterbatasan waktu, craft berbahan dasar kokoru hanya menghasilkan satu bentuk minimalis. Si lolipop, memakai dua warna kokoru dipermanis dengan guntingan kertas lipat yang ditempel. Lucu juga. Asyik kan...?!! 
Segala sesuatu asalkan telaten dan punya cukup waktu untuk mempelajarinya, kita pasti bisa. Begitu juga dalam belajar origami sobs, banyak manfaat yang bisa kita dapat. Diantaranya : 
< Origami bisa melatih kesabaran
< Dengan origami bisa melatih kecerdasan visual spasial
< Origami juga bisa merangsang kreativitas anak 
< Melatih motorik halus anak
< Merangsang keaktifan otak anak
Pengalaman dan kesempatan, Alhamdulillah bisa ngikutin workshop origami. 
Gamsahamnida ibu KS....